Jumat, 17 April 2015

cerita nyata "IBU KU TERCINTA" .from fransisca anggraini



Cerita ini di tulis oleh tentang kehidupan nyata teman ku, sebelumnya cerita ini sudah di tuangkan di blognya dan saya mengambil karena menarik untuk saya munculkan di blognya dan akhirnya mendapat izin dari teman saya. Berikut ungkapannya terhadap ibunya .

Namanya fransisca anggraini , umurnya sekitar 20 tahun dari di tahun ini (2015), beliau bertempat tinggal di kemuning ,karanganyar , jawa tengah. Semoga cerita ini dapat bermanfaat.  

Aku rasa aku telah menjadi diriku sendiri setelah apa yang terjadi pada hidupku menjelang usiaku ke18 tahun. semuanya hancur d
an lebur, seakan baru kemarin aku menginjak Sweet Seventeenku.
Bahagia itu seakan luntur ketika Ibuku melewati ulang tahunnya yang ke 43 tahun.
Dialah orang yang hebat dan yang paling hebat dihidupku. Aku merasa menjadi orang yang paling beruntung ketika aku dimanjanya..

43 tahunnya adalah sebuah kado yang indah untukku, aku telah lulus dan berhasil menyelesaikan masa SMAku dipelukan seorang ibuku. aku rasa dia bukan hanya sebagai ibu yang akan melindungiku tapi dia seperti malaikat yang akan memenuhi semua kebutuhanku. Ketika aku pulang dari rasa lelahku bersekolah dia selalu menyempatkan waktunya untuk memelukku dan berbisik lirih "Anakku yang paling ibu sayang, udah pulang. Pengen dimasakkan apa sayang?" Dan aku tahu ketika dia membisikan kata seperti itu diapun sedang lelah karna bekerja. Akupun slalu menganggap itu hal yang biasa seorang ibu lakukan terhadap anaknya. Tapi tidak hanya itu, aku tau semua pengorbanannya dari sekecil dan sebesar apapun itu untuk aku dan kakakku dan ayahku. Yang mungkin ayahku tidak lagi bisa bekerja karna usianya yang semakin tua dan tenaganya yang semakin lemah. Aku tau Ibuku adalah seorang yang sangat hebat karna dia bisa memikul semua anak2nya, suaminya dan kedua orangtuanya yang masih slalu mengharapkannya. Aku tau banyak orang yang tidak menyukai ibuku. Tapi, seburuk apapun dia dimata orang lain aku tahu apa yang dia lakukan demi aku anaknya.


Setelah dia menemui usianya yang ke 43 tahun. Dia membeli gaun putih untuk kado dia sendiri. dan aku rasa aku juga bisa membelikan dia kado sebuah jam tangan, Meskipun tak semahal dan sebagus yang biasa dipake ibu2 jaman sekarang. aku berikan kado itu untuk dia pakai ketika dia bekerja, agar dia tahu waktu untuk dia pulang dan beristirahat, karna sebuah pekerjaan yang sedang dia kerjakan tak segampang yang dilakukan pekerja lainnya. Sebelum matahari terbit dan sesudah matahari tenggelam, disitulah ibuku bekerja, Aku rasa yang bisa menghilangkan lelahnya hanya aku dengan bersekolah bersungguh-sungguh. Itu cukup untuknya. Tapi ketika dia menerima jam dari kadoku dia menjawab "pekerjaan ibu tidak pantas memakai jam seperti itu, tapi suatu saat jam itu akan ibu pakai pada waktu yang tepat". dia menyimpan kado itu bersama gaun putih yang dia beli.


Aku tak tau pertanda apa ini Tuhan, setelah 2 minggu melewati ulang tahunnya. Dia sering mengeluh sakit kepala tapi tak ku hiraukan itu, Karna aku pikir dia hanya kecape'an karna bekerja, Tapi aku tau, aku memikirkan suatu yang beda. Selama ini ketika ibuku sakit, dia tak pernah memberitahu aku dan kakakku apalagi ayahku. Merasakan sakitnya sendiri, masalahnya sendiri dan apapun untuk menutupi jika dia baik-baik saja. Aku tau semua itu dilakuan karna dia tak mau melihat anak2nya atau suaminya atau orangtuanya sedih melihat dia sakit. Ibuku luar biasa sekali Tuhan. Dia selalu menutupi segala masalahnya dengan menganggap semuanya baik-baik saja,
tapi aku tau bahwa dia tak lagi baik-baik saja. Dia menyimpan semua sakitnya.


Setelah 2minggu melewati ulangtahunnya dia selalu mengeluh merasakan tidak enek ditubuhnya. Dan dari situlah awal dari semuanya yang membuat dia merintih kesakitan karna kepalanya. 2bulan terasa singkat. Ibuku sudah dirawat 8 rumah sakit yang berbeda-beda, semua keluarga mencari alternatif pengobatan agar dia sembuh. Apapun kakung, putri, kakak dan ayahku mencari dokter yang bisa menyembuhkan sakit dikepalanya. Aku hampir tak tega melihat dia menangis menahan sakit dikepalanya,

hari itu datang, mungkin karna ibuku sudah tidak tahan dengan rasa sakit dikepalanya. Dia tidak sadarkan diri lalu semua keluarga membawanya diRSUD Karanganyar padahal dia sudah dirawat di3 rumah sakit namun itu semua tak mengurangi rasa sakitnya. diRSUD karanganyar, ibuku diUGD selama 3 hari. tak ada penanganan apa2 dari dokter padahal ibu sudah tidak bisa sadarkan diri lalu, keluargaku membawana ke rumah sakit dr, OEN solobaru. Ibuku langsung mendapat penanganan yang baik disana, dia masuk di ICU dan dokter mengvonis penyakitnya adalah meningitis atau radang selaput otak yang sudah parah. Tak henti-hentinya aku dan keluargaku mendoakannya di ruang ICU. Aku slalu menangis ketika melihat ibuku yang ketika aku ajak dia bicara tak ada respon sedikitpun. aku tak berhenti selalu mendoakan nya dan memberikan semangat melalui lagu yang aku bisikan ditelinganya dalam keadaan koma.


Dan setelah 3minggu ibuku koma, dia mulai menyadarkan dirinya sedikit demi sedikit. Dan hal yang paling bodoh, aku slalu mementingkan diriku sendiri ketika ibuku seperti itu. Aku takut merawatnya, aku takut memandikannya. Aku takut!! dihari ulangtaun kakakku tanggal 30 Sepetember 2013. Ibuku memberikan kado kepada kakakku dengan berupa dia sadar dan pindah kamar dibangsal yang biasa. Bagi kakakku itulah kado terindahnya setelah apa yang dilewati ibuku yang berupa maut. disitulah ibuku semakin membaik, tapi tak berarti membaik dengan sempurna. Dia tampak berbeda seperti sebelumnya. setelah apa yang terjadi selama 2,5 bulan. dia sedikit kehilangan memori otaknya dan dia tak lagi bisa berjalan tegap apalagi untuk berbicara. Tapi aku tau ibuku sedang menunjukan bahwa dia mulai sembuh agar semua yang disekelilingnya tidak sedih memikirkan kondisinya lagi. Lalu, setelah dokter mengatakan ibuku sudah boleh dibawa pulang betapa luar biasa sekali Tuhan Yesus memberikan mujizat bahwa ibuku sudah bisa melewati mautnya. Ketika dirumah ibuku tak lagi seperti sebelum dia ulang tahun, dia berbeda dengan sebelumnya. Dan sekali lagi kebodohan yang aku lakukan, aku tak lagi bisa merawatnya dirumah ketika ibuku sangat membutuhkan aku. Dia butuh aku untuk berlatih berjalan, dia butuh aku ketika dia ingin makan dan aku disuruh menyuapkan nasi untuknya, dia butuh aku ketika dia ingin mandi dan BAB. Tapi itu semua tak aku lakukan setiap hari karba egoku mementingkan kuliahku yang baru saja aku masuk semester 1. aku kira dengan aku berkuliah dan masuk universitas membuatnya lebih bangga terhadapku. Tapi itu tidak, dia membutuhkan aku untuk merawatnya dirumah.

tapi satu minggu sekali aku pulang walau tak sepenuhnya merawatnya, setiap dia ingin tertidur aku ajari dia untuk mengucap syukur dan berdoa. Dan yang paling tidak aku sangka ketika dia mulai sulit untuk berbicara dan sulit mengingat ada satu kata yang dia kirim untuk Tuhan. Dia tidak lupa mendoakan aku, kakakku, cucunya, ayahku, kakungku dan putriku meski ada doa yang tidak jelas yang dia ucapkan. Dia mengatakan bahwa apapun yang terjadi Tuhan harus selalu memberkati masa depanku, kuliahku dan apa yang aku lakukan, Dan juga sebaliknya untuk kakakku, cucunya, ayahku dan orang tuanya. Saat dia berdoa seperti itu aku tak bisa menahan lagi air mataku. dia juga mendoakan untuk hidupnya agar apapun sakit yang dia rasakan agar cepat hilang dan sembuh. Keinginannya untuk sembuh sangat luar biasa sekali. Tapi aku tak tahu apa rencana Tuhan untuk ibuku, setelah 2minggu dia berada dirumah. Dia kembali jatuh dan tak sadarkan diri lagi. dia tak mau makan tak mau bicara. Lalu dibawa lagi kerumah sakit. lalu ibuku koma lagi dan dalam keadaan seperti itu keluarga dan dokterpun angkat tangan. ibuku kembali dibawa kerumah dan dirawat oleh utiku alias ibunya. 1minggu dirumah dengan keadaan seperti itu membuat dadaku semakin sesak. Ibuku tak lagi mau membuka mata walau nafas dan nadinya masih ada. Ketika aku disana lalu aku beniat pulang kesolo untuk kuliah, aku pamit kepada ibuku. Dia tak seperti biasanya Tuhan, seakan matanya melarang aku untuk pergi kesolo dan tetap berada disampingnya. Dia meneteskan air mata dan melihatku "jangan pergi nduk, ibu butuh icha". Tapi egoku tetap pada pendirianku dan aku tak lagi tega melihat wajah ibuku. aku pulang dihari minggu siang, dan senin malamnya ada tlfn yang mengaharuskan aku pulang pada waktu dan jam itu juga. kakakku bilang bahwa ibuku saat ini sangat membutuhkanku.Entah apa yang terjadi, jam 10 malam aku berangkat pergi untuk pulang menemui ibuku. Ketika aku sampai didepan rumah ada banyak sekali orang dan tak seperti biasanya, banyak lampu penerang dan kursi-kursi.Aku turun dari motor dan langsung bergegas aku kekamar ibukku, seketika kakiku tak lagi bisa berjalan, tanganku melemas. Dan aku melihat bahwa banyak orang yang menangis dikamar ibuku. Aku masuk kedalam dan yang aku lihat bukanlah ibuku yang menyambut baik ketika aku pulang dari solo tapi aku melihat bahwa ibuku sudah menutup matanya dan tak lagi bernafas, tanganya yang sudah lagi bisa mengenggam aku, matanya yang tak lagi melihat aku. Aku menangis dalam dekapnya, aku meminta maaf bahwa aku tak bisa menjadi anak yang baik. Aku menjerit kepada Tuhan agar ibuku bisa kembali lagi dan bernafas lagi, tapi semua terlambat. Ibuku sudah dijemput oleh malaikat yang Tuhan utus untuk menjemput ibuku. Ingin sekali aku memberontak tapi banyak orang membisikan kepadaku "Ibumu sudah bahagia disana, dia tak lagi merasakan sakit yang selama ini dia rasakan. Dia sudah sembuh dan bahagia. Apa icha ngga mau ngeliat ibu bahagia? Apa icha masih pengen liat ibu meronta kesakitan? Tidak kan? Ini sudah direncanakan oleh Tuhan. Dan Tuhan tak ingin melihat ibumu semakin sakit lagi". Dan dari itu semua aku sadar, bahwa kata2nya benar. Tuhan memberikan kesempatan kepada ibuku untuk menunjukan bahwa ibuku akan sembuh dengan cara memberikan waktu disisa hidupnya. Meski aku tak mempergunakan waktu itu untuk menemani ibuku. Dan Tuhan telah memberi kesempatan kepada ibuku untuk melihat aku menunjukan hasil belajarku diSMK. dengan cara dia bisa melihat aku diwisuda, melihat koser tunggal orkesku, melihat nilai-nilaiku. Meski Tuhan tak memberikan kesempatan kepada ibuku untuk menunggu aku sukses dan menikah. Tapi aku rasa itu cukup membuktikan bahwa ibuku tak sia-sia membesarkan aku disisa dan kesempatan yang Tuhan berikan.
Semoga disurga ada tempat yang paling indah yang Tuhan sediakan kepada ibuku, tak akan ada lagi sakit yang menggeroggoti tubuhnya. Aku tahu Tuhan sudah tempatkan ibuku dipangkuannya, 26November2013. Ibuku sudah terlepas dari beban yang dia pikul sendiri. Dan ada satu pelajaran lagi, ketika Tuhan memiliki rencana seperti ini, tandanya aku dituntut agar lebih dewasa dan mandiri lagi tanpa ibuku disampingku. Dan tetap melanjutkan hidupku, meraih masa depanku, dan membuat ayahku bahagia dimasa Tuanya.


"Terimakasih ibu, untuk waktu yang singkat ini. Bahwa aku selalu merasa akan menjadi anak kecilmu sampai nanti. Sampai nanti kita akan bertemu lagi disorga, Sampai nanti aku memperlihatkan kepada ibu disana bahwa Icha bisa menjadi anak yang ibu inginkan. Tuhan selalu menyertai ibu. I always miss you mom and loveyou :')""


Tidak ada komentar:

Posting Komentar